Resume
Pertemuan Ke-20
Belajar Menulis:
Menguak Dapur
Penerbit Mayor
Oleh
Maryani
Resume
Pelatihan Belajar Menulis
Pertemuan : 20
Waktu : Pukul, 19.00 s.d.
21.00
Gelombang : 26
Narasumber : Edi S. Mulyanta, S.SI, M.T
Moderator :
Rosminiyati
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Bismillahirahmanirahiim
Alhamdulillah teman-teman dalam pertemuan ke-19 ini Alloh masih
berikan karunianya hingga dapat mengikuti pembelajaran menulis dengan baik. Pelatihan
kali ini menghadirkan Narasumber dari Penerbit Andi
Hari ini kita memasuki pertemuan ke-20 dari 30 pertemuan. Alhamdulillah saya tergabung dalam kelas Belajar Menulis Gelombang 26 Grup Belajar Menulis PGRI sehingga banyak memperoleh ilmu kepenulisan dan penerbitannya
Pecinta
literasi se-Nusantara malam ini kita akan menikmati sajian materi yang akan disampaikan
oleh Narasumber kita.
Sebagai
salah satu syarat kelulusan dari Pelatihan
Belajar Menulis adalah menerbitkan buku solo dengan minimal pengumpulan
resume sebanyak 20 kali pertemuan, maka kegiatan malam ini adalah menggenapkan
jumlah pertemuan tersebut bagi yang menulis resume secara runtut.
Sekalipun
kewajiban menulis resume hanya 20, namun
materi pertemuan ke-21 s.d. 30 tidak kalah penting dan menarik untuk dipelajari sekaligus diramu
dalam resume yang dapat digunakan untuk melengkapi buku yang akan diterbitkan
jika buku solo bersumber dari hasil resume. Oleh karena itu, sambil menyiapkan
kelengkapan buku solo, materi selanjutnya setelah ini jangan sampai dilewati.
Sebagai
penulis, tentunya kita ingin sekali jika buku kita bisa diterbitkan oleh
Penerbit Mayor dengan berbagai keunggulannya. Untuk itu, tentu saja kita harus
mengetahui seluk beluk atau kriteria agar buku kita bisa diterbitkan di
Penerbit Mayor tersebut.
Malam
ini, Narasumber kita Edi S. Mulyanta, S.SI,., M.T. akan membahas materi
dengan topik Menguak Dapur Penerbit Mayor.
Jika
kita sampai diajak masuk ke dapur, artinya kita adalah keluarga dekat yang
tentu saja tidak ada rahasia tentang resep utama dalam jurus-jurus penerbitan
buku di Penerbit Mayor ini.
Oleh
karena itu, silakan simak baik-baik materi yang akan disampaikan oleh Narasumber agar dapat menjadi jalan bagi Calon
penulissebagai penulis buku Penerbit Mayor.
Seperti pada
pertemuan-pertemuan sebelumnya, acara kita terdiri dari:
1. Pembukaan
2. Pemaparan materi
3. Tanya jawab
4. Penutup
Mengawali
acara kita, dengan mengucapkan lafaz
basmalah.Semoga belajar malam ini
diberikan kemudahan, kelancaran, dan kerberkahan.
CV Singkat Narasumber
Nama : Edi S. Mulyanta S.Si, M.T.
Jabatan : Manager Penerbitan Andi Publisher
Tpt/Lhr : Jogjakarta/Tgl Lhr : 24 Mei 1969
Status : Menikah
Istri : Retna G.
Anak : 1. Nindita Saheka Ramadhani
2. Raditya Rizky Duanda (alm)
3. Naditya Tertia Alfarizky
Hobby : Membaca, Menulis, Olah Raga, Musik
Fb : https://www.facebook.com/edis.mulyanta
Weblog : https://www.pbuandi.com http://bukudigital.my.id http://ebukune.my.id
Pendidikan
1. S1 Geografi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta 1994
2. S2 Magister Teknologi Informasi Fak. Elektro UGM Yogyakarta 2006
Riwayat Pekerjaan
1. Staff LitBang Komputer PT. Wahana Semarang 1994-2000
2. Staff EDP PT. Sanggar Film Semarang 1995-2001
3. Dosen dan Ka. Lab. Komputer STMIK Proactive Yogyakarta 2000-2001
4. Dosen Tamu Akademi Teknologi Kulit Yogyakarta 2001
5. Staff Net Business PT. Bayu Indra Grafika Yogyakarta 2001
6. Staff Litbang Penerbitan ANDI Jogjakarta 2002-2003
7. Operasional Penerbit ANDI Jogjakarta 2004 – 2019
8. Publishing Consultant & E-Book Development Penerbit Andi 2020- Sekarang
9. Founder Pasar Buku Digital ebukune.my.id dan bukudigital.my.id 2020 – Sekarang
10. Dosen Tamu Mata Kuliah Tipografi Dasar dan Tipografi Aplikasi, Universitas Esa Unggul Jakarta, 2021
11. Dosen Tamu Penguji Tugas Akhir Fakultas Desain dan Industri Kreatif Universitas Esa Unggul Jakarta, 2021
Karya tulis buku
https://scholar.google.co.id/citations?user=tYwUNqsAAAAJ&hl=en&oi=ao
1. How to make money in BIG DATA, 2021
2. Lebih Mahir Word 2019, Untuk Penulisan Ilmiah, 2019
3. Teknik Modern Fotografi Digital 2007
4. Pengolahan Digital Image 2007
5. Menyusun Karya Tulis Ilmiah Menggunakan MS Office Word, 2006
6. Special Workshop: Teknik Airbrush Menggunakan Photoshop 2005
7. Menjadi Desainer Layout Andal dengan Adobe InDesign 2005
8. Pengenalan Protokol Jaringan Wireless Komputer 2005
9. Kupas Tuntas Ponsel Anda 2003 dll
Sebelum masuk ke materi inti, agar kita lebih mengenal sosok
Narasumber hebat kita, marilah sama-sama kita simak profil beliau melalui
tautan berikut.
https://www.pbuandi.com/2021/11/edi-s-mulyanta.html?view=flipcard
Sebelum
ke materi kita bisa melihat-lihat
buku-buku digital yang sudah terbit di penerbit Andi di www.pbuandi.com
Bisa
juga melihat buku-buku yang terbit selama
pandemi dalam bentuk digital.
Narasumber
sudah hampir 20 tahun mengelola
penerbitan buku, awalnya narasumber adalah penulis buku mandiri yang hidupnya full
dari menulis buku. Kemudian dipercaya untuk mengelola penerbitan buku di
Yogyakarta.
Dua Tahun Pandemi sungguh merupakan masa terberat
selama karier Narasumber mengelola penerbitan buku. Tahun 2019 merupakan tahun
yang paling berat dalam dunia penerbitan buku, karena perubahan teknologi
betul-betul seperti bayang-bayang kelam yang dapat melahap dunia penerbitan
buku di Indonesia bahkan di dunia.Ditambah serta diperparah lagi dengan pandemi
Covid yang menambah luluh lantaknya industri penerbitan di Indonesia
Beruntungnya
sebelum pandemi, pemerintah telah mengeluarkan undang-undang perbukuan yang
mencoba format baru digital untuk dapat dikembangkan di dunia perbukuan
Indonesia.
Dunia
penerbitan yang saat ini di bawah IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia), menjadi
was-was dan memandang cukup berat tantangan ke depan dunia cetak dan produksi
buku. Undang-undang no 3 th 2017 tentang sistem perbukuan, telah memberikan
isyarat yang tegas akan hadirnya format media digital yang telah diberikan
keleluasaan untuk secara bertahan menggantikan dunia cetak. Dipertegas lagi
dengan keluarnya Peraturan Pemerintah no 22 yang keluar pada tahun 2022, telah
memberikan petunjuk secara tegas untuk memberikan arah ke dunia digital di
penerbitan.
Sebagai
calon penulis harus memahami hal ini, karena atmosfir dunia penerbitan
perlahan-lahan akan berubah, karena posisi penulis menjadi semakin strategis
dalam industri penerbitan.
Hal
tersebut membuat dunia penerbitan bergegas untuk mengubah haluan visi misi
mereka ke arah yang lebih up to date,
menyongsong perkembangan teknologi yang lebih cepat dibandingkan perkembangan
dunia bisnis penerbitan secara umum. Beberapa penerbit yang tidak dapat
mengikuti perkembangan jaman, akhirnya mencoba mengurangi intensitas terbitan bukunya, akhirnya berimbas pula ke
jumlah produksi buku mereka, dan memukul pula pendapatan atau omzet buku
mereka. Penerbit buku di bawah IKAPI adalah penerbit yang mementingkan UUD
(Ujung-ujungnya Duit) untuk mempertahankan kelangsungan bisnisnya. Secara
otomatis cash flow akan terganggu, sehingga banyak penerbit akhirnya berpindah
haluan ke usaha yang lain.
Tahun
2020-2022 merupakan masa paceklik bagi industri penerbitan, akan tetapi berbeda
dengan dunia penulisan yang justru marak-maraknya. Hal ini mungkin karena
aktifitas kita dibatasi, sehingga banyak yang memberikan kesempatan untuk
bekerja dari rumah (WFH)
Penerbit
seperti kami, tidak kekurangan naskah selama pandemi, dengan angka naskah masuk
yang masih stabil. Akan tetapi angka penjualan yang turun hingga 90%, dimana
toko buku sebagai outlet utama kami banyak yang tutup. Sekolah dan kampus
sebagai sumber pendapatan kami juga melakukan proses belajar mengajar secara
daring.
Produksi
buku reguler sempat terhenti, sehingga banyak penulis yang mempertanyakan masa
depan penerbitan di Indonesia secara umum.
Tidak
semua tema buku, ternyata bisa digantikan oleh digital, hal inilah yang
memberikan harapan baru penerbit untuk masih tetap memertahankan lini bisnis
bukunya. Titik balik (rebound) pasar
buku yang lesu tampaknya sudah mulai terasa mulai awal tahun 2022 ini, sehingga
beberapa penerbit yang terlanjur mengurangi produksi bukunya bisa tertinggal
oleh penerbit yang masih konsisten memertahankan produksi bukunya.
Data-data
pemasaran tidak pernah bohong, bahwa beberapa buku dengan tema yang khas
ternyata masih sangat baik di pasar. Nah para penerbit saat ini sedang gencar
untuk tetap mempertahankan lini bisnis, yang memang telah teruji oleh perubahan
jaman. Hal ini memang membutuhkan dana yang luar biasa besa untuk mencoba
menggali lebih dalam pasar-pasar buku yang tidak tergoyahkan dengan
perkembangan teknologi yang begitu gencar. Di dalam dunia Start-up dikenal
dengan strategi bakar uang, nah di penerbit-penerbit masih mencoba untuk
melakukan beberapa penelitian tema yang masih tetap baik di pasar.
Tema
yang menjadi primadona ke depan adalah berkaitan dengan kurikulum baru Merdeka
Belajar
pengalaman
tentang hal ini, bisa dicoba ditawarkan ke penerbit. Peluang untuk terbit cukup
menarik dengan tema kurikulum yang baru.
Penerbit-penerbit
mayor mempunyai idealisme masing-masing, sehingga perlu bapak-ibu perhitungkan
jika mengusulkan usulan buku ke penerbit-penerbit tersebut.
Toko
buku saat ini sudah mulai kembali menggeliat, peluang terbit di lini toko buku
memang cukup berbeda dengan lini sekolah maupun kampus.
Tema
buku yang menjadi andalan Toko Buku saat ini adalah tema buku non teks, seperti
buku Anak, Buku Motivasi dan Agama, Fiksi,
hingga buku Masak yang masih nangkrin di 10 besar data buku terlaris di setiap
toko buku di Indonesia.
Yang
menjadi permasalahan klise di dunia penerbitan adalah masalah modal beserta
pembiayaan produksi buku yang cukup besar nulainya dalam sebuah proyek terbitan
satu judul buku.
Konsep
dasar pembiayaan dalam penerbitan buku, adalah penerbitnya yang membiayai. Nah
karena banyak tulisan yang tidak sesuai dengan misi dan visi penerbit akhirnya
tidak dapat terbit. Karena banyaknya buku yang ditolak penerbit, akhirnya
penerbit memberikan skema lain dalam penerbitannya. Misalnya dibiayai oleh
penulisnya sendiri, baik melalui skema dana pribadi, CSR Perusahaan, Dana
Penelitian Daerah, Dana Sekolah dll.
Skema
penerbitan Indi, sempat marak saat pandemi, dengan pembiayaan dari penulis
akhirnya sebuah naskah dapat diterbitkan.
Maraknya
penerbitan indi ini ternyata memicu permasalahan yang lain yang belum pernah
terjadi selama Narasumber berkarier di dunia penerbitan yaitu menjadi langkanya
nomor ISBN di perpustakaan nasional.
Geger
ISBN pun menjadikan permasalah literasi di Indonesia menjadi sorotan dunia.
Begitu besar semangat untuk menulis di Indonesia menjadikan nomor ISBN pun
tidak kuasa menerima energinya. Apakah benar begitu? Ternyata ada anomali yang
tidak wajar terjadi didunia perbukuan di Indonesia. Wadah ISBN yang biasanya
tersedia dengan mudah untuk mendapatkannya, saat ini menjadi nomor mewah yang
cukup sulit untuk mendapatkannya. Mengapa bisa demikian, hal ini karena
dipicunya keinginan menulis buku hanya untuk mengejar angka kredit semata,
tidak memikirkan apakah tulisan tersebut disebarluaskan ke masyarakat seperti
amanat undang-undang perbukuan 2017.
Apakah
manfaat ISBN tersebut? ini Narasumber
ambil dari presentasi perpustakaan nasional tentang fungsi ISBN
Pemicu
kelangkaan ISBN adalah nomor 5 tersebut, pada dasarnya bukan karena kesalahan
ekosistem penerbitan. Saat ini konsep penerbitan buku oleh pemerintah dicoba
untuk kembali sesuai dengan Undang-undang perbukuan 2017, dimana terbitan buku
harus tersebar luas di masyarakat.
Perpustakaan
nasional akhirnya memberikan kebijakan baru untuk membuat sub nomor untuk
menghemat ISBN yang telah dijatah oleh ISBN Internasional.
ini
adalah struktur utama ISBN, pada publication element menunjukkan jumlah
produksi buku yang telah diterbitkan untuk mengetahu jumlah rata-rata produksi
buku sebuah penerbit
Semoga
dengan kebijakan ini, semangat menulis bapak-ibu masih tetap terjaga. Buku
adalah sumber ilmu, yang memang harus disebarluaskan ke masyarakat untuk
meningkatkan literasi di segala bidang.
Nah
buku apa yang dapat calon penulis tulis, sebaiknya calon penulis mengikuti
aturan pemerintah yang paling baru.
Tulislah
sesuai dengan kompetensi serta minat calon penulis sekalian.
1.
Buku
Teks Pelajaran Utama
Buku
ini melalui proses seleksi dari pemerintah yang cukup ketat. Semua penerbit
mempunyai peluang yang sama, akan tetapi penerbit yang misi dan visinya di buku
pelajaran biasanya yang lebih siap.
2.
Buku
teks pendamping
Buku
teks pendamping atau modul biasanya mempunya pasar yang lebih kecil, akan
tetapi sangat fleksibel pola pemasarannya. Tidak mustahil buku ini juga mempunyai
omzet yang cukup besar juga disalurkan di proyek-proyek pemerintah.
3.
Buku
umum
Buku
umum pasarnya paling kecil, karena outlet utama adalah di toko buku baik toko
buku modern maupun tradisional.
Penerbit
mayor mempunya saluran pemasaran yang cukup banyak, atau disebut omni channel
marketing sehingga selama pandemi bisa berkelit di saat yang sulit.Calon penulis
dapat mencoba menawarkan semua tipe tulisan supaya peluang terbitnya menjadi
lebih besar. Saat ini pasar buku sudah mulai bangkit lagi, akan tetapi produksi
buku sudah terlanjur melambat. Sehingga bulan-bulan ke depan, jumlah judul buku
yang beredar di Indonesia akan mengalami penurunan akibat 2,5 tahun pandemi.
Ini
kesempatan untuk tetap semangat menulis karena pasar buku masih cukup menarik
mengingat buku fisik masih menjadi andalan utama penerbit dalam mencari
peruntungannya.
Kesimpulan
Penerbit
adalah lembaga yang mencari profit, dan mempunyai idealisme dalam menerbitkan
bukunya sesuai dengan visi misinya. Penulis dapat mengikuti idealisme penerbit
dalam menghasilkan buku yang akan dinikmati oleh pembacanya. Kirimkan usulan
penerbitan buku, supaya ide Anda dapat ditangkap penerbit dan disebarluaskan ke
pembaca.
Demikian
paparan Narasumber semoga dapat memberikan gambaran tentang dunia penerbitan di
Pasca Pandemi yang cukup memporak porandakan lini bisnis penerbitan. Semoga
pasar buku bisa kembali pulih, dan naskah para penulis akan menghiasi rak-rak
toko buku kembali, dan tas-tas sekolah anak didik kita.
Sesi
Tanya Jawab dapat dirangkum sebagai berikut:
Jawaban
P.1
- Pada dasarnya sebuah terbitan hanya boleh di dalam satu penerbit saja. Karena hak cipta ada di penulis, maka penulis dapat menerbitkan edisi selanjutnya ke penerbit lain dengan mencabut hak terbit penerbit pertama disebut pula mengalihkan hak terbit.
- Novel adalah genre yang laku di toko buku dan proyek pemerintah. Nah novel yang bisa lolos di penerbit memang harus mempunyai tema yang kuat, ada unsur pendidikan, lokalitas daerah juga menarik bu. Sebagai contoh Laskar Pelangi itu mengangkat lokalitas daerah. Negeri Lima Menara mengangkat dunia pesantren. dll.
- Genre Humor - contohnya tulisan-tulisan Raditya Dika, masih cukup menarik, hanya perlu riset untuk menentukan tema baru apa untuk generasi digital saat ini.
- Penulis pemula mempunyai peluang yang besar untuk terbit jika memang unik materinya.
- Untuk menulis solo memang butuh perjuangan yang lebih berat. Untuk mengatasi nama yang belum dikenal, calon penulis bisa meminta kata pengantar, atao comment untuk mendongkrak pasar. Tentu comment dan kata pengantar dari penulis senior, tokoh masyarakat, artis atau orang yang dianggap ahli.
Jawaban
P 2
- Ada dua konsep yang berbeda, yang perlu calon penulis ketahui dalam memproduksi buku. Mencetak buku atau menerbitkan buku, keduanyaa mempunyai arti yang berbeda sekali.
- Mencetak buku, hanya akan memproduksi buku saja tanpa proses editing, setting, dan desain cover. Karena hal ini dilakukan oleh penulis sendiri.
- Menerbitkan buku, artinya menyerahkan naskah untuk diproses menjadi buku. Ada proses editing, setting perwajahan buku dalam, perwajahan buku luar (cover) dan back cover
2. Untuk naskah reguler, pembiayaan dilakukan oleh penerbitnya, dengan terlebih dahulu melakukan kajian bisnis sebuah buku apakah menguntungkan atau tidak.Karena cukup ketatnya kajian bisnis sebuah buku, sehingga banyak buku yang tidak mampu dijual oleh penerbitnya, sehingga diputuskan untuk dikembalikan ke penulisnya.
3. Penulis terkadang membiayai sendiri karena
mendapatkan sponsor, menang hibah penulisan dari pemerintah, atau pembiayaan
sendiri
4. Cara mengirim naskah: mengirimkan sampel
naskahnya ke email penerbit yang bersangkutan. Penerbit akan melakukan seleksi
dan kajian pemasaran buku untuk usulan naskah yang dikirimkan. Apabila
diputuskan untuk terbit, maka penerbit akan membiayai penerbitan buku tersebut.
Biasanya cetak buku kisarannya antara 1000-2000 eksemplar.
5. Jumlah cetak
saat ini minimal adalah 300 eksemplar, untuk mengantisipasi UU perbukuan
2017 yang mensyaratkan terbitan harus tersebar luas di masyarakat. Hal ini
menjadi syarat untuk dapat mengeluarkan ISBN dari perpusnas.Jumlah cetak 300
eksemplar digunakan kemdigbud untuk memberikan hibah penulisan buku ajar untuk
dosen. Kisaran hibah buku adalah 15jt-25 juta untuk produksi buku 300 eksempar,
ukuran UNESCO (16x23 cm), font 12 point, 1 spasi.
Jawaban P 3
- Syarat utama adalah otentik, mengikuti kaidah buku ajar (untuk buku pelajaran), mengikuti trend ( dapat ditelusur google trend https://trends.google.com/trends/?geo=ID)
- Kekurangan penerbit mayor adalah jumlah judul, jumlah produksinya yang besar, serta saluran pemasaran yang beragam sehingga proses cukup lama dan rumit.
- Naskah harus berani diusulkan ke penerbit, gandeng penulis-penulis senior yang ada di group ini. Sudah 26 angkatan, sehingga tidak ada salahnya bersilaturahmi dengan teman-teman angkatan sebelumnya.Tulislah buku berbarengan dengan tema yang menarik, seperti kurikulum baru, merdeka belajar, pelajar Pancasila, Pengembangan Soft Skill untuk anak didik kita. Buku-buku pengayaan dan hard skill juga masih berpeluang untuk di ulik. Buku yang trend nya tidak surut adalah buku Fiksi (novel) dan buku anaik.
- Target terbitan penerbit ANDI adalah 500 judul per tahunnya
- Buku tema Anak sangat menarik untuk diterbitkan, sayang pembuatannya rumit dan membutuhkan kemampuan illustrasi yang banyak.Berani menulis Fiksi dengan muatan lokal, sayang tidak semua penulis piawai merangkai kata-kata fiktif dalam sebuah cerita.
- Buku Pelajaran baik Utama maupun Pendaping, kelemahannya penulis pesaing sudah banyak sehingga kans terbit sangat ketat persaingannya.
Jawaban
P 4
- Penerbit mengalihkan jualannya ke jualan online, sehingga banyak market place yang kami gunakan untuk menyalurkan produksi buku yang sudah tercetak. Saluran pemerintah masih cukup kuat untuk menopang cash flow penerbit. Tentunya penerbit yang mempunyai modal judul buku yang banyak, lebih mudah bertahan. Kami mempunyai sekitar 50rb judul terbit sehingga lebih leluasa memilih atau meramu judul buku untuk proyek pemerintah.
- Pemasaran buku digital sangat berbeda dengan buku fisik. Contohnya di www.pbuandi.com ini adalah model katalog sederhana pemasaran buku digital. Sayang masih banyak pembaca yang belum familiar dengan transaksi buku digital.silakan dikunjungi katalog Penerbit Andi Bisa juga di katalog buku-buku pelajaran kami di http://bukudigital.my.id/
- Buku yang tidak mempunyai ISBN memang akan mendapatkan angka kredit yang keciltentu hal ini merugikan penulis yang bertujuan untuk mendapatkan jenjang akademik dari menulis buku
- Ada nomor pengganti isbn yang disebut dengan GGKEY yang dikeluarkan oleh Google, sayang nomor ini belum diakui untuk mendongkrak angka kredit. GGKEY hanya berurusan dengan identifikasi buku yang akan dijual menggunakan platform GOOGLE, bisa melalui proses penerbitan sendiri secara digital melalui partnership dengan goolge .. sayang nomor GGKEY belum diakui secara sah sebagai pengganti ISBN.
Jawaban P 5
- ISBN buku kita selalu dilaporkan secara internasional sehingga terpantau oleh pusat ISBN di Inggris. Tidak adan sebuah buku yang sama ISBN nya, karena nomornya unik seperti sidik jari atau IP Addres internet.. kelemahannya yaitu bisa habis jatah nomornya.
- 2.Proses standar Perputakaan Nasional adalah 3 hari kerja, pada praktiknya bisa lebih cepat dari standar tersebut, terkadang bisa lama untuk penerbit-penerbit minor atau indi karena ada beberapa persyaratan penyebarluasan yang harus diikuti.
- Tidak mungkin pak, karena saat pengajuan ISBN akan terdeteksi jika terjadi duplikasi judul. Salah satu akan gugur, biasanya pengajuan yang terakhir akan digugurkan
Jawaban
P 6
1. Ini jawaban sama dengan di atas tadi ; Penerbit
mengalihkan jualannya ke jualan online, sehingga banyak market place yang kami
gunakan untuk menyalurkan produksi buku yang sudah tercetak. Saluran pemerintah
masih cukup kuat untuk menopang cash flow penerbit.
2. Tentunya penerbit yang mempunyai modal judul
buku yang banyak, lebih mudah bertahan. Kami mempunyai sekitar 50rb judul
terbit sehingga lebih leluasa memilih atau meramu judul buku untuk proyek
pemerintah.
3. Yang bertahan adalah penerbit yang memang sudah
mempunyai modal judul banyak, karena bisa masuk ke beberapa saluran pemerintah.
Tampaknya pemerintah konsisten untuk tetap belanja buku selama masa pandemi,
sehingga penerbit-penerbit yang koleksi judulnya banyak masih bisa bertahan.
Akan tetapi tidak semua penerbit bisa beruntung sperti itu, banyak yang memang
kemudian tutup, apalagi ada badai ISBN .. banyak penerbit yang akhirnya menyerah..
krn kesulitan modal produksi buku.
Jawaban
P7
1. Trik yang paling mujarab memang Content is the
king sehingga secara organik buku tersebut akan mandiri jualan sendiri. Tapi
memang seribu satu buku tersebut. Untuk mendongkrak penjualan biasanya penulis
dapat menggunakan jurus klise ATM - Amati Tiru
2. Modifikas dari buku-buku Best Seller Terus
rajin menulis berbarengan, supaya nama kita bisa nyangkut di Google, sehingga
penerbit dapat meliriknya saat googling, karena googling jejak digital calon
penulis biasanya dilakukan oleh penerbit termasuk kami. Trik gampang .. nama Anda
coba di google apakah menarik indeks google atau tidak. Itulah jejak digital calon
penulis.
Jawaban
P 8
1. Menurut aturan UNESCO, ketebalan halaman sebuah
buku adalah 40 halaman. Akan tetapi penerbit tidak menggunakan acuan tersebut,
banyak buku anak 12 halaman yang laku. Buku 1000 halaman juga bisa laku jika
memang sangat dibutuhkan pembaca.
2. Buku Farmakope jumlah halamannya lebih dari
1000 akan tetapi banyak dicari oleh pembacanya yaitu dokter, ahli obat,
farmasi, rumah sakit, perawat dll
3. Jumlah halaman sebenarnya bukan ketentuan utama
karena variabel yang memengaruhi buku laku dan tidak bukan hanya dari jumlah
halaman saja. Untuk buku ajar, kami biasanya mensyaratkan minimal harus 100 halaman,
supaya punggung bukunya ada dan judul buku terlihat. Ini yang disebut punggung
buku
4. Jumlah halaman 100 - 200 halaman, kisaran harga
buku adalah 50 - 150 rb masih sesuai dengan kantong pembeli buku di Indonesia
Jawaban
P 9
1. Bersyukur dengan adanya pandemi, seandainya
tidak ada pandemi maka pembelajaran tatap muka tetap berlangsung dan teknologi
tidak berkembang pesat seperti sekarang mengalahkan literasi manual bagi
penulis pemula untuk memiliki buku sendiri atau solo pasti masih susah untuk
menerbitkannya karena para penerbit masih banyak orderan.
2. Seandainya sejak dahulu para penerbit menjemput bola tentu kami punya koleksi buku
yg lumayan banyak.
3.
Terimakasih kepada para penerbit kini sudah
terbuka, "welcome" terutama pada penulis pemula
4. Pandemi membawa berkah penetrasi teknologi
lebih cepat terjadi, sehingga kita bisa tergagap dan tergopoh-gopoh
menyongsongnya daripada terkaget ternyata kita tertinggal jauh.
5. Semoga Calon penulispenulis hebat yang
tergabung dalam Kelas Belajar Menulis PGRI
dapat menjadi penulis buku Mayor . 📚
Closing
statement narasumber
Pandemi
tampak seperti ruang gelap tidak ada celah, akan tetapi jika kita menengadah ke
atas, ternyata masih ada setitik cahaya yang dapat kita gunakan untuk penunjuk
arah. Penerbit-penerbit saat ini masih berjuang untuk hidup, sehingga
calon-calon penulis tidak perlu gundah karena tulisan calon penulis pasti akan
berlabuh .. jika kita tekun dan tabah melihat cahaya petunjuk tersebut.. salam
hormat dan sehat selalu
Alhamdulillah
malam sudah semakin larut. Keyboard masih berdetak. Merangkai dan menyunting
kata untuk terbitnya resume. Semoga resume ini bermanfaat bagi para pembaca.
Tak
lupa terimakasih kepada Narasumber hebat mala mini dan moderator yang telah
mengantar dan memberikan ilmu. Semoga menjadi jariah yang tak terputus. Amin.
Wassalamualaikum
warohmatullahi wabarokatuh.
Kebumen,
1 Juli 2022
Maryani
Resumenya lengkap dan rapi bunda 👍
BalasHapusSelamat bu...atas kerja kerasnyq. Luar biasa..hasilnya juga kuar biasa. Keren. Semoga bermanfaat dan menjadi aspiersi baru. Xukses buat ibu..
BalasHapus