Resume Pertemuan Ke-18
Belajar Menulis:
Menerbitkan
Buku Semakain Mudah
di Penerbit Indie
Oleh: Maryani
Resume Pelatihan Belajar
Menulis
Pertemuan : 18
Hari / Tanggal : Senin, 27 Juni 2022
Waktu : Pukul, 19.00 s.d. 21.00
Gelombang : 26
Narasumber : Raimundus Brian Prasetyawan, S. Pd.
Moderator : Mutmainah
Assalamu'alaikum
warahmatullahi wabarakatuh
Bismillahirahmanirahiim
Alahamdulillah
teman-teman dalam pertemuan ke 18 ini Alloh masih berikan karunianya hingga
dapat mengikuti pembelajaran menulis dengan baik. Pembelajaran melalui WAG ini
menghadirkan narasumber-narasumber yang hebat.
Mari
kita himpun ribuan ilmu dari deretan
huruf dan kata.Insyaalloh kita akan mendapatkan manfaat ilmu yang dapat kita
gunakan dalam penerbitan buku Alhamdulillah saya yang tergabung dalam kelas
Belajar Menulis Gelombang 26 Grup Belajar Menulis PGRI
Sahabat Nusantara
di kelas Menulis tanpa sekat dan batas. Malam ini kita memasuki pertemuan ke 18
kembali Moderator Mutmainah menemani Narasumber dan peserta kelas Belajar Menulis. Semoga
semangat kita tetap menyala untuk terus berkarya. Semoga niat tetap terjaga
untuk menambah ilmu dari narasumber yamg luar biasa.
Kuliah malam
ini seperti biasa dibagi menjadi 4 sesi
1. Pembukaan
2.
Penjabaran Materi
3. Sesi
Tanya Jawab
4. Penutup
Bambang
Trimansyah
Penulis
tidak pernah dilahirkan tetapi diciptakan, bakat menulis tidak selalu dibawa
sejak lahir tetapi tumbuh oleh satu motivasi dan gagasan.
"Allow
yourself to be a beginner. No one starts off being excellent.”
Biarkan
dirimu menjadi seorang pemula. Tidak ada yang baru memulai menjadi luar biasa🥰🥰🥰🥰
" If you want to be a writer, you must do two
things above all others: read a lot and write a lot. ”
Jika kamu ingin menjadi seorang penulis, kamu harus melakukan dua hal banyak membaca dan banyak menulis.
Menulis dan
membaca merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan, amunisi seorang penulis
adalah bacaannya. Tidak semangat menulis bisa jadi karena kurang membaca jika
membaca sudah dilakukan tetapi masih saja sulit menulis cobalah membaca buku
inspirasi atau bermain ke media sosial niscaya ide ide brilliant berjejer
mengantri
Selanjutnya
inilah CV Narasumber
Raimundus
Brian Prasetyawan, S.Pd
Lahir di
Jakarta, 30 Juni 1992. Kini tinggal di Bekasi dan berprofesi sebagai guru SD di
Jakarta. Memulai aktivitas menulis ketika blog pertamanya
(www.praszetyawan.com) dibuat pada 2009. Profilnya pernah dimuat dalam buku
berjudul "Majors For The Future".
Puluhan
tulisannya sudah dimuat di berbagai media cetak. Sebagian besar dimuat di Tabloid Bola, Harian Bola, Tabloid Soccer.
Penulis 3
buku solo dan 14 buku antologi, juga aktif di berbagai diberbaga pelatihan
kelas menulis sebagai Narasumber. Ketua Komunitas Cakrawala Blogger Guru
Nasional. Relawan Pengurus Pelatihan Belajar Menulis PGRI
Sejak tahun
2020, telah membuat pelatihan kelas dasar blogspot bagi guru-guru se-Indonesia.
Sampai saat ini sudah dilaksanakan 5 angkatan. Profil Narasumber dapat dilihat
di https://www.praszetyawan.com/p/profil.htm
"Semua orang
akan mati, terkecuali karyanya. Maka tulislah sesuatu yang akan membahagiakan
dirimu di akhirat kelak”- Ali bin Abi Thalib
Malam ini memasuki
pertemuan ke-18. Artinya, tinggal 2
pertemuan lagi semua peserta sudah boleh
menyusun naskah resume untuk dijadikan buku solo hasil pelatihan. Ditambah 10
pertemuan motivasi sebagai penguatan.
Seperti yang
kita ketahui buku merupakan muara akhir dari sebuah proses penulisan. Hasil
tulisan kita tentu saja ingin bermuara menjadi sebuah buku, tetapi masih
bingung kemana buku harus diterbitkan?
Apa saja
yang menjadi syarat penerbitan buku?
Salah satu
syarat lulus pelatihan ini adalah menerbitkan buku solo. penerbit indie menjadi
solusi karena kemudahan dalam menerbitkan buku. Namun juga harus memahami
bagaimana ketentuan dan cara menerbitkan buku di penerbit indie.
Di setiap
gelombang pelatihan narasumber selalu berharap banyak peserta yang akhirnya
bisa menerbitkan buku solo setelah ikut pelatihan ini maka untuk mencapai
harapan itu, salah satunya adalah dengan adanya materi seperti malam ini. Tentang
menerbitkan buku di penerbit indie
Menerbitkan
buku solo juga menjadi syarat lulus pelatihan ini. Maka perlu materi untuk
bekal nanti menerbitkan buku solo
Narasumber juga peserta pelatihan ini yaitu gelombang 4
pada Maret 2020 Dahulu tidak ada materi tentang penerbit indie seperti sekarang
inipeserta mencari sendiri mau menerbitkan dimana
Sebelum
lebih jauh, terima kasih juga kepada Omjay yang sudah membuat wadah pelatihan
belajar menulis ini, sehingga para guru penulis se-Indonesia dapat terhubung
dan saling mendukung
Materi
Sesuai tema
malam ini, Mengapa menerbitkan buku
dikatakan semakin mudah ? Ya karena sekarang ini ada penerbit indie yang
melayani penerbitan buku tanpa seleksi.Dahulu ketika penerbit indie belum eksis
seperti sekarang, kita hanya tahu bahwa penerbit buku yang ada itu hanya
penerbit mayor seperti Gramedia, Grasindo, Erlangga, Elex media, Andi, dll.
Tahap
seleksi naskah menjadi tantangan untuk bisa menembus penerbit mayor. Penulis
harus berjuang mencoba mengirim naskah ke beberapa penerbit hingga bisa
diterima oleh suatu penerbit mayor. Penolakan naskah menjadi makanan
sehari-hari penulis. Ketika naskah diterima pun proses penerbitannya sangat
lama.
Kini ada
penerbit indie yang bisa menjawab rintangan-rintangan tersebut Naskah pasti
diterbitkan. Proses penerbitan mudah dan cepat
Mari simak lebih lanjut ciri-ciri penerbit indie
1. Bagi penulis
pemula tentu penerbit indie menjadi
solusi untuk bisa mewujudkan impian memiliki buku karya sendiri. Memang kalau di penerbit indie, kita perlu keluar
biaya-biaya untuk mendapat fasilitas
penerbitan, atau jika ingin cetak ulang tapi itu memang konsekuensi dari
penerbitan tanpa seleksi, sehingga biaya penerbitan menjadi tanggung jawab
penulis untuk mendapat fasilitas penerbitan yang memuaskan. Narasumber sudah menerbitkan 3 buku solo. Semuanya di
penerbit Indie.
Buku Pertama : “Buku Blog Untuk Guru Era 4.0”
https://www.praszetyawan.com/2020/02/buku-blog-untuk-guru-era-40.html
Buku Kedua : “Aksi Literasi Guru Masa Kini”
https://www.praszetyawan.com/2020/06/buku-aksi-literasi-guru-masa-kini.html
Buku Ketiga :”Menerjang Tantangan Menulis Setiap Hari”
https://www.praszetyawan.com/2020/10/buku-solo-terbaru-menerjang-tantangan.html
Penulis bisa
memilih penerbit Seperti pertemuan kemarin ada penerbitnya Cak Imin bisa
menjadi tambahan wawasan/referensi dalam memilih penerbit. Yang pasti, dalam
pelatihan ini kita bebas memilih
penerbit manapun. Tidak ada kewajiban harus pakai penerbit tertentu
Sebagai
tips, berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan penerbit
indie
● Biaya penerbitan
● fasilitas penerbitan
● Batas maksimal jumlah halaman
● Ketentuan dan Biaya cetak ulang
● Apakah dapat Master PDF
● Jumlah buku yang didapat penulis
Jadi silakan
hal-hal tersebut disesuaikan dengan kondisi/keinginan masing-masing
Untuk
membantu menghubungkan ke penerbit indie silakan bisa disimak gambar di bawah
ini
Saat itu
(Juli 2020) peserta yang belum tahu mau menerbitkan buku di mana. Kemudian terdapat
juga beberapa cerita kasus. Ada yang sudah mengirim naskah ke suatu penerbit,
namun kemudian tidak jelas kabarnya. Bahkan hampir setahun menunggu, tidak ada
kejelasan apakah betul-betul akan diterbitkan atau tidak. Ada juga yang
menemukan penerbit namun biayanya luar biasa mahal, sampai berjuta-juta
Melihat
kasus-kasus tersebut maka narasumber membantu peserta memilihkan penerbit yang
sudah terpercaya dengan harga terjangkau dan mengawal sampai naskah terbit
menjadi buku.
Narasumber
memiliki rekanan penerbit indie yaitu Penerbit Depok dan Penerbit Malang. Kinerjanya
sudah tidak diragukan lagi. Hasil cetakannya bagus. Peserta tidak perlu mengalami hambatan, karena ada yang
mengawal dan menjamin buku sampai terbit.
Peserta memiliki kondisi dan keinginan yang
berbeda-beda terhadap buku yang akan diterbitkan. Maka dicoba mengakomodir
dengan menyediakan 2 penerbit tersebut yang bisa pilih.
Silakan
lihat gambar berikut
Dari table
tersebut dapat disimpulkan bahwa Penerbit Depok cocok bagi yang memang hanya
sekedar menerbitkan buku saja, tidak berencana cetak ulang, sekadar untuk
pribadi saja, sehingga tidak perlu
jumlah buku yang banyak. Maka biaya penerbitannya lebih terjangkau. Di sisi
lain, Biaya penerbitan yang terbilang murah membuat biaya cetak ulang di
penerbit Depok cukup lumayan.
Penerbit
Malang cocok untuk bapak/ibu yang
berencana menjual bukunya, karena jumlah buku yang diberikan lebih
banyak. Dengan biaya penerbitan 650.000 terhitung lebih hemat. Jika stok buku
habis, bisa cetak ulang lagi dengan biaya cetak per buku lebih murah dibanding
penerbit depok.
Terkait
ketentuan menerbitkan buku di 2 penerbit rekanan tersebut, bisa lihat link-link
postingan blog narasumber berikut
https://www.praszetyawan.com/2021/09/ini-cara-menerbitkan-buku-dengan-mudah.html
https://www.praszetyawan.com/2021/10/murah-banget-menerbitkan-buku-ber-isbn.html
Bersyukur, 2
penerbit rekanan s tersebut tetap bisa mengeluarkan nomor ISBN walaupun
sekarang ini menerbitkan buku ber-ISBN perlu waktu yang cukup lama (3-4 bulan)
kKelengkapan
naskah yaitu:
1. cover (
judul buku dan nama penulis saja),
2. Prakata,
3. daftar
isi (tanpa nomor halaman),
4. profil
penulis,
5. sinopsis
Semuanya
digabung dalam 1 file word
Tips dari narasumber,
1. 1. jangan
menentukan deadline kapan buku harus terbit
2. 2. untuk kenaikan pangkat, buku diminta agar terbit bulan apa
3. 3. proses penerbitan buku hanya bisa ditunggu saja karena naskah yang masuk ke penerbit tidak hanya 1-2 saja. Tapi puluhan setiap bulannya belum lagi proses cetak sekitar 2 minggu karena menerbitkan buku bukan seperti fotocopy yang bisa sehari jadi hehe
https://pelatihanbelajarmenulis.blogspot.com/2021/06/galeri-buku-karya-peserta-belajar.html
Selanjutnya
sesi sesi tanya jawab.
P1.
Terkait
dengan ISBN, apakah dpt diartikan bahwa pada penerbit mayor bisa mendapatkan ISBN, sedangkan pada
penerbit Indie harus sesuai syarat yg diberlakukan baru bisa mendapatkan ISBN?
J.
Secara garis besar, Syarat yang ditentukan agar terbitan buku suatu penerbit mendapat ISBN adalah dipasarkan secara luas. Syarat ini sudah otomatis terpenuhi penerbit mayor karena memang bukunya dipasarkan secara luas. Sedangkan penerbit indie harus menyesuaikan syarat ini agar memenuhi ketentuan "dipasarkan secara luas". Maksud saay terkait penjualan buku bunda. Kalau penerbit mayor utk penjualannya kan di fasilitasi penerbit mayor, sedangkan penerbit Indie penjualan bukunya secara mandiri lebih tepatnya penerbit indie memasarkan lewat web/medsos/marketplace yang dimiliki. Namun kalau dari situ saja kurang maksimal. Maka akan lebih terasa jika penulis yang memasarkan sendiri karena penulis tahu siapa target buku terbitannya
P2
1. Apa
syaratnya agar naskah diterima oleh
penerbit Indie.
2. Bagaimana
caranya menerbitkan buku sendiri.
3. Apa yang
dimaksud dengan penerbit mayor dan penerbit minor
4. Dimana
bisa dipasarkan buku yang dicetak oleh penerbit mayor dan penerbit minor.
5. Dimana
naskah penulis pemula bisa diterbitkan.
6. Apakah
buku penulis pemula bisa dipasarkan. Kalau bisa dimana ?
J
1. Tidak ada
syarat. Tapi ikuti ketentuan dari penerbit indie tersebut
2. Maksudnya
menerbitkan buku tanpa penerbit ? ya bisa saja. Namun cover, layout harus
dikerjakan sendiri. Percetakan juga harus cari sendiri. Dan tidak bisa ber-ISBN
3. Penerbit
mayor: gratis, tapi ada seleksi. Penerbit indie: tidak ada seleksi, tapi
berbayar
4. Penerbit
mayor: toko buku. Minor: web/medsos/marketplace penerbit
5. Di
penerbit indie, kalau mau bisa di saya
6. Bisa.
lewat medsos, share ke WA.
P3
Mohon pencerahan
tentang kewajiban peserta pelatihan untuk membuat buku solo.
1. Apakah diharuskan membuat buku solo
tersebut?
2. Yang saya dengar dari teman kalau hasil
resum kita ini akan dibukukan menjadi buku solo, apakah ini yang dimaksud ?
J
1. Iya harus, jika ingin mendapat sertifikat
pelatihan ini
2. Iya
betul, untuk membuat buku solo bisa dari kumpulan tulisan resume selama
pelatihan ini. Resume-resume tersebut digabung dalam 1 file word disertai
kelengkapan naskah. Jadi deh naskah buku solo
P4
1. Saya baru
mengetahui syarat lulus pelatihan ini adalah menerbitkan buku solo, Jika sampai pelatihan selesai, dan resume
lengkap, sementara buku solo kita belum
terbit, apakah tidak dianggap lulus?
2. Apakah
menerbitkan buku indie, dan ingin
menjual nya, kita memasarkan sendiri?
J
1. Nah ini penting, dan perlu diperhatikan
bapak/ibu peserta semuanya. Bahwa saya tidak pernah menyebutkan deadline kapan
buku solo harus terbit. Jadi kapan saja buku solonya terbit, tetap bisa lulus.
Karena saya memahami bahwa proses penerbitan itu perlu waktu yang tidak
sebentar dan setiap penerbit beda-beda lama waktu penerbitannya, jadi jangan
merasa pertemuan terakhir pelatihan adalah deadline buku solo, tidak ada
ketentuan itu
2. akan
lebih efektif jika kita yang menjualnya sendiri
P5
Jika saya
mau menerbitkan buku
1. Apakah
bisa memilih cover sendiri dari luar
penerbit pak Brian
2. Apakah
include editing dari penerbit ?
3. Kalo
tidak salah, penerbit menyerahkan dua buku kepada perpusnas, apakah dua buku
itu ditanggung penerbit atau oleh penulis ?
4. Untuk
ketentuan biaya ISBN dan qrcbn apakah berbeda ?
J
1. bisa
2. Penerbit
malang saja yang include editing
3. itu
tanggung jawab penerbit.
4. ISBN dan
QRCBN sama saja biayanya. Yang beda adalah lama waktu penerbitannya. ISBN lebih
lama
P6
Haruskah
menerbitkan buku dari hasil resume?
J
Nah ini juga
penting. Untuk syarat pelatihan ini, buku solo yang diterbitkan tidak harus
dari hasil resume
boleh
tema/genre bebas apapun, misalnya kumpulan cerpen/puisi/pantun, buku ajar,
memoar kisah perjalanan hidup kita, dan lainnya, yang penting hanya ditulis
oleh 1 orang (solo) yaitu diri kita sendiri
P7
Mana yang
lebih baik penerbit depok apa penerbit malang
J
tidak bisa dibandingkan mana yang lebih baik,
karena masing-masing memiliki karakteristik tersendiri
silakan
memilihnya sesuai kondisi/keinginan bapak/ibu
P8
1. Bagi tips
dong bang, meskipun kita menerbitkan buku di penerbit indie, tapi buku kita
bisa laris di pasaran
2. Bisa
tidak bang, kita kan cetak di penerbit indie, tapu buku kita bisa masuk ke
penerbit mayor, misal kayak buku kita ada di gramedia gitu bang?
J
1.
maksimalkan medsos dan media online apapun. Tipsnya: share ke grup yang memang
cocok dengan tema buku tersebut. Misalnya buku pendidikan, ya share infonya ke
grup guru-guru. Yang lebih ampuh juga japri ke teman-teman dekat. Kemudian
bikin promo, yang paling sering adalah diskon saat masa pre order. Kemudian
posting cuplikan isi buku ke medsos
2. Bisa aja, asal kita bilang ke penerbit indie
bahwa kita mau cabut buku kita dari penerbit indie tersebut. Lebih lengkapnya
nanti bisa tanya saat pertemuan dengan narasumber penerbit andi
P9
Apabila kita
membuat buku antologi karya siswa, selanjutnya kita juga membuat, di situ
apakah kita bisa di sebut sebagia penulis atau hanya editor
J
Iya kalau kita (gurunya) juga ikut menulis ya
tentu bisa disebut penulis. Tapi kalau tidak ikut menulis, barulah disebut
editor saja
P10
1. Cak Inin
dan pak Brian serta Bu kanjeng sama-sama menerbitkan Buku.Kami apakah
dibebaskan pilih yang mana saja?
2 : Mengapa
di penerbit pa Brian Mazda-- minimal 1 bulan baru akan naik cetak?
J
1. Iya tadi sudah saya sampaikan. Bapak/ibu
dibebaskan pilih yang mana saja. Tidak ada paksaan harus di penerbit tertentu.
Saya, Cak inin, dan Bu Kanjeng semuanya bersifat menawarkan saja. Pilihan
kembali pada bapak/ibu
2. bukan 1
bulan baru naik cetak, tapi 1 bulan buku selesai terbit (termasuk selesai
cetak). Tapi itu paling cepat. Tidak mesti selalu bisa 1 bulan. Bisa hampir 2
bulan. Tergantung banyaknya antrian naskah
P11
Apakah kita
hanya seorang saja boleh mencetak buku solo dengan cetakan terbatas. Berapa
minimalnya yang harus dicetak.Dan apakah ada syarat lainnya lagi?
Apakah kita
hanya seorang saja boleh mencetak buku solo dengan cetakan terbatas
ini saya belum paham pertanyaannya. Bisa dijelaskan ?Maksudnya menanyakan batas minimal cetak buku pak
J
untuk syarat
pelatihan, tidak ada batas minimal jumlah cetak bukubatas minimal jumlah cetak
buku, ikuti saja dari yang disediakan penerbit misalnya disaya, penerbit depok
mendapat 2 buku untuk penulis. Penerbit malang dapat 10 buku untuk penulis https://www.praszetyawan.com/2021/09/ini-cara-menerbitkan-buku-dengan-mudah.html
P,11
Untuk format
draft buku kumpulan puisi bagaimana formatnya pak? Apa saja yang perlu
disertakan?
J
sama saja
formatnya. Yang disertakan juga sama:
1. cover (
judul buku dan nama penulis saja),
2. Prakata,
3. daftar
isi (tanpa nomor halaman),
4. profil
penulis,
5. sinopsis
Alhamdulillah
pertemuan malam ini selesai, Kepada Narasumber Pak Brian , kami sampaikan terimakasih. Karena
beliau malam ini menjadi bertabur semangat,sangat ter inspirasi . Tak lupa juga
kepada Ibu Mutmainah terimakasih. Semoga bisa bermanfaat untuk menambah
referensi terkiat penerbitan buku
Closing hari
ini
Mohon maaf
jika selama ini membersamai sahabat di setiap kelas, saya mempunyai kekurangan
dan kesalahan. Uluran maaf setulus hati, bagi kesalahan yang mungkin tak
sengaja melukai. Mari bergandengan tangan untuk menyemarakkan literasi di
negeri tercinta. Bersama kita pasti bisa menebar warna indah dalam goresan
karya.Menerbitkan buku sekarang mudah karena ada penerbit indie. Jadi jangan
takut untuk menerbitkan buku jika kita punya naskah. Jangan hanya disimpan di
folder dalam laptop saja. Siapa tahu orang lain menyukai atau bahkan
membutuhkan tulisan kita.
Di sisi
lain, kita harus tanggung jawab dengan tulisan kita yang akan diterbitkan.
Harus dibaca ulang lagi sebelum dikirim ke penerbit. Siapa tahu ada yang masih
perlu diperbaiki. tentu tidak boleh dong dalam naskah buku ada
singkatan-singkatan seperti: utk, tdk, yg, dan lainnya
Tambahan
Tadi saya bilang tidak ada deadline terbit
buku solo. Namun lebih baik jika resume sudah 20, langsung susun menjadi naskah
buku. Membaca ulang lagi itu harus dan perlu waktu yang lama. Serta juga
membuat kelengkapan naskahnya, jadi nanti walaupun pelatihan masih berjalan,
bapak/ibu sudah mulai menyusun naskah, menggabungkan dan merapikan
resume-resume di file word. Mumpung masih semangat dengan suasana pelatihan
yang masih berjalanKalau baru menyusun naskah saat pelatihan sudah selesai,
dikhawatirkan semangatnya nanti sudah turun. Buku solonya jadi ntar-ntaran
terus hehe
Alhamdulillah
setelah pertemuan berakhir langsung membuat resume pertemuan-18 dan berharap dapat menerbitkan buku solo
Wassalamualikum warahmatullahi wabarakatuh
Salam
Literasi
Kebumen, 27
Juni 2022
Maryani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar