Jumat, 17 Juni 2022

Resume Pertemuan Ke-14 Konsep Buku Non Fiksi

 

Resume Pertemuan Ke-14

Belajar Menulis:

Konsep Buku Non Fiksi

Oleh

Maryani

 

 


Resume Pelatihan Belajar Menulis

Pertemuan                 : 14

Hari / Tanggal            : Jumat, 17 Juni 2022

Waktu                         : Pukul, 19.00 s.d. 21.00

Gelombang                 : 26

Narasumber              : Musiin. M.Pd.

Moderator                 : Lely Suryani

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Bismillahirahmanirahiim

Alhamdulillah malam ini masih diberi karunia sehat sehingga dapat mengikuti Pelatihan Belajar Menulis PGRI kelas BM 26 pertemuan ke 14. Euforia kelulusan masih terasa, Pesta pesta pun masih digelar. Sekolah sekolah seperti sedang hajatan. Biarlah mereka sedang mengekspresikan kebahagiaan.

Berikut ini resume pertemuan ke-14, Materi pertemuan kali ini adalah Konsep Buku Non Fiksi

Melanjutkan pelatihan belajar menulis di PGRI melalui aplikasi WhatsApp group.  Bersama Moderator LELY SURYANI dan Narasumber Musiin, M.Pd. 19.00 pelatihan dimulai.

 Diawali salam pembuka oleh Om Jay/ DR. Wijaya Kusumah. Alhamdulillah, Puji syukur selalu kita panjatkan ke hadirat Allah Tuhan  Yang Maha Esa. Atas limpahan  segala karuniaNya, kita bisa dipertemukan dalam keadaan sehat wal Afiat.

Sehat jasmami dan rohani,

Jernih pikiran dan hati,

Akan memudahkan diri,

Dalam  bertholabul ilmi

MENULISLAH SETIAP HARI, BUKTIKAN APA YANG TERJADI.

Untuk kelancaran  pertemuan ini dibagi menjadi 4 sesi.

1.      Pembukaan

2.      Perkenalan dan pemaparan  materi

3.      Tanya jawab yang pertanyyaan

4.      Penutup

Diawali dengan puisi akrostik dari Nama Narasumber

MU: Mudah bergaul dengan siapa saja

SI : Siapapun bisa jadi teman dan kawannya.

IN   : Indah hidupnya karena banyak teman

Yel yel menulis

MENULISLAH SETIAP HARI.. BUKTIKAN APA YANG TERJADI..

Semoga kegiatan menulis ini menjadi berkah bagi kita semua yang sedang dalam masa pemulihan setelah pandemi Covid-19  dan pertemuan ini menjadi penguat iman dan imun tubuh. Semoga ilmu yang kita peroleh malam ini bermanfaat dunia akhirat.

Narasumber adalah alumni kelas menulis seperti halnya para peserta. Kata beliau

Di awal saya ikut kelas menulis saya juga belum memiliki blog, saya berangkat dari nol. Saya tidak pernah bermimpi untuk bisa menulis buku, namun ternyata kelas menulis Om Jay menjadi pembuktian bahwa TIDAK ADA YANG TIDAK MUNGKIN. Kata Prof Rhenaldi Kasali, kalau kita berpikir secara Opportunity Based, kita akan  selalu yakin ada pintu di tengah tembok rintangan.  Menulislah setiap hari, maka keajaiban akan datang

Narasumber adalah alumni kelas menulis Om Jay gelombang 8 yang juga mendapat kesempatan sekaligus tantangan menulis yang diberikan Prof. Eko.Bersembilan telah berhasil menaklukakan tantangan menulis Prof Eko dan buku nya telah berhasil dipajang di toko buku Gramedia secara online maupun offline. Buku karya narasumber  berjudul  Literasi Digital Nusantara. Meningkatkan Daya Saing Generasi Karya kami bersembilan yang telah berhasil dipajang di rak toko buku Gramedia.

Ada beberapa ketakutan penulis ketika mau menulis. Ketakutan  yang dirasakan ketika menulis buku adalah sebagai berikut:

1.         Takut tidak ada yang membaca.

2.         Takut ssalah dalam menyampaikan pendapat melalui tulisan.

3.         Merasa karya orang lain lebih bagus.

Menulis menjadi momok yang menakutkan karena harus menghasilkan dan harus mengeluarkan ide,

Tetapi dalam Kelas menulis Om Jay dan bertemu dengan banyak penulis pemula dan pemateri hebat, salah satunya adalah Prof Eko merupakan solusi. Dan cahaya untuk berkarya berasal dari diri sendiri. yang tadinya minder untuk menulis, menjadi berani untuk menulis. Kegiatan menulis ternyata sangat menyenangkan.

Seperti yang disampaikan Prof Eko,dan Bunda Sri, menulis sesuai dengan hobi, kegemaran, kesukaan, cerita,  atau sesuatu yang dikuasai dan dicintai. Pengetahuan, pengalaman dan keterampilan yang dimiliki adalah bentuk buku yang ada di dalam diri kita yang belum dikeluarkanSemua  memiliki buku, NAMUN buku tersebut MASIH belum lahir.

Dan Poynter, menulis sebuah buku yang sangat populer dan menjadi rujukan para penulis pemula, judulnya Is There A Book Inside You? Setiap orang memiliki pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan di dalam dirinya. Berapa ratus purnama telah kita lalui, berapa banyak kejadian entah itu pahit atau manis  mengukir perjalanan  hidup kita. Jadi,  semua tergantung pada individu masing-masing apakah mau dikeluarkan dalam bentuk buku atau tidak.

Di era digital seperti saat ini, arus informasi begitu deras. Dalam hitungan detik, jutaan informasi masuk melalui berbagai aplikasi yang bisa menjadi referensi kita untuk menulis buku.Semua adalah guru dan semua adalah murid.Buku yang kita tulis akan menjadi saksi sejarah untuk anak cucu, murid dan generasi yang akan datang. yang akan menjadi pemantik mereka untuk menjadi lebih hebat dari kita

Menulis bukanlah keterampilan yang mudah. Berbagai penelitian bahasa menunjukkan di antara empat keterampilan berbahasa, menulis adalah keterampilan yang dianggap paling sulit. Menulis tidak semudah berbicara, semudah bergosip . Justru tantangannya ada karena menulis sulit. Perjuangan menjadi penulis dengan mengikuti kelas menulis, membuat resume, menghasilkan buku, maka akan lahir CINTA MENULIS https://bit.ly/3DbBNh6

Sebelum menulis buku, kita  harus menemukan alasan kuat mengapa ingin menjadi penulis. Kutipan terkenal dari Imam  Ghazali dan Pramoedya Ananta Toer semoga menjadi penguat mengapa kita  ingin menjadi penulis.

Caption di ig, status di wa, tulisan di fb maupun konten di you tube membutuhkan keterampilan menulis. Masih ingat dengan cerita Layangan Putus yang viral, cerita tersebut berasal dari tulisan di facebook.

Keinginan kuat  ternyata mengantarkan ke hukum tarik menarik di alam semesta ini. Hukum Tarik-Menarik dalam rahasia alam ini mengatakan bahwa kemiripan menarik

Malam ini kita membahas buku nonfiksi. Dalam penulisan buku nonfiksi ada 3 pola yakni:

1.Pola Hierarkis (Buku disusun berdasarkan tahapan dari mudah ke sulit atau dari sederhana ke rumit)

Contoh: Buku Pelajaran

2.Pola Prosedural (Buku disusun berdasarkan urutan proses.

Contoh: Buku Panduan

3.Pola Klaster (Buku disusun secara poin per poin atau butir per butir. Pola ini diterapkan  pada buku-buku kumpulan tulisan atau kumpulan bab yang dalam hal ini antarbab setara)

Pola yang pakai dalam menulis buku Literasi Digital Nusantara adalah pola ketiga yakni Pola Klaster.

Proses penulisan buku nonfiksi terdiri dari 5  langkah, yakni

1.         Pratulis

2.         Menulis Draf

3.         Merevisi Draf

4.         Menyunting Naskah

5.         Menerbitkan

 Langkah Pertama

 Pratulis

 

1.         Menentukan tema

2.         Menemukan ide

3.         Merencanakan jenis tulisan

4.         Mengumpulkan bahan tulisan

5.         Bertukar pikiran

6.         Menyusun daftar

7.         Meriset

8.         Membuat Mind Mapping

9.         Menyusun kerangka

Tema bisa ditentukan satu saja dalam sebuah buku. Tema dari buku nonfiksi adalah parenting, pendidikan, motivasi dll.

Untuk melanjutkan dari tema menjadi sebuah ide yang menarik, penulis bisa mendapatkan dari berbagai hal, contohnya

1.         Pengalaman pribadi

2.         Pengalaman orang lain

3.         Berita di media massa

4.         Status Facebook/Twitter/Whatsapp/Instagram

5.         Imajinasi

6.         Mengamati lingkungan

7.         Perenungan

8.         Membaca buku

9.         Survey

10.       Wawancara

Tema dibuku yang diangkaaat  adalah pendidikan. Ide berasal dari berita di media massa,  mengamati lingkungan serta diperkuat dari materi di Prof EKOJI Channel dengan judul Digital Mindset (The Key to Transform Your Organization) yang tayang pada tanggal 20 Maret 2020

Referensi berasal dari data dan fakta yang di peroleh dari literasi di internet.

Referensi penulisan buku bisa dari sumber berikut ini.

1 . Pengetahuan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ;

2. Keterampilan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ;

3. Pengalaman yang diperoleh sejak balita hingga saat ini ;

4. Penemuan yang telah didapatkan.

5. Pemikiran yang telah direnungkan

Tahap berikutnya membuat kerangka.Kerangka ini saya ajukan ke Prof. Eko dan disetujui untuk melanjutkan ke proses penulisan.

Berikut ini adalah dafatr isi dari buku yang saya tulis.

1 Penggunaan Internet Di Indonesia

A.         Pembagian Generasi Pengguna Internet

B.         Karakteristik Generasi Dalam Berinternet

BAB 2 Media Sosial

A.         Media Sosial

B.         UU ITE

C.         Kejahatan di Media Sosial

BAB 3 Literasi Digital

A.         Pengertian

B.         Elemen

C.         Pengembangan

D.         Kerangka Literasi Digital

E.         Level Kompetensi Literasi Digital

F.         Manfaat

G.         Penerapan Literasi Digital Pada Lintas Geerasi

H.         Kewargaan Digital

 

BAB 4 Ekosistem Literasi Digital Di Nusantara

A.         Keluarga

B.         Sekolah

C.         Masyarakat

BAB 5 Literasi Digital Untuk Membangun Digital Mindset Warganet +62

A.         Perkembangan Gerakan Literasi Digital Di Indonesia

B.         Literasi Digital Tanpa Digital Mindset Di Indonesia

C.         Membangun Digital Mindset Warganet +62

: Dalam menulis isi buku berdasarkan kerangka yang dibuat, saya mengikuti nasihat Pak Yulius Roma Patandean di Channel beliau (https://www.youtube.com/watch?v=eePQwyHAcjw&feature=youtu.be)

Pak Yulius juga merupakan alumni gelombang 8 dan saya yakin beliau juga akan memberikan materi kepada Bapak Ibu.  Langkah beliau sangat mujarab untuk menulis sebuah buku. Dengan mengikuti langkah beliau, tulisan kita menjadi rapi dan tertata sejak awal. Daftar isi, kutipan, indeks dan daftar pustaka tertata secara otomatis: Untuk menulis buku, kita memakai anatomi buku. Anatomi buku ini sangat penting jika ingin mengikuti ujian sertifikat penulis.

Anotomi Buku

1.         Halaman Judul

2.         Halaman Persembahan (OPSIONAL)

3.         Halaman Daftar Isi

4.         Halaman Kata Pengantar (OPSIONAL, minta kepada tokoh yang berpengaruh)

5.         Halaman Prakata

6.         Halaman Ucapan Terima Kasih (OPSIONAL)

7.         Bagian /Bab

8.         Halaman Lampiran (OPSIONAL)

9.         Halaman Glosarium

10.       Halaman Daftar Pustaka

11.       Halaman Indeks

12.       Halaman Tentang Penulis

Langkah kedua

Menulis Draf

1.         Menuangkan konsep tulisan ke tulisan dengan prinsip bebas

2.         Tidak mementingkan kesempurnaan, tetapi lebih pada bagaimana ide dituliskan

 

Langkah ketiga

Merevisi Draf

1.         Merevisi sistematika/struktur tulisan dan penyajian

2.         Memeriksa gambaran besar dari naskah.

Langkah keempat

Menyunting naskah (KBBI dan PUEBI)

1.         Ejaan

2.         Tata bahasa

3.         Diksi

4.         Data dan fakta

5.         Legalitas dan norma

Hambatan-hambatan dalam menulis

1.         Hambatan waktu

2.         Hambatan kreativitas

3.         Hambatan teknis

4.         Hambatan tujuan

5.         Hambatan psikologis

Demikian sharing pengalaman dari saya. Semoga ilmu yang sedikit ini bisa membantu Bapak Ibu menaklukkan tantangan untuk menulis buku non-fiksi. https://www.youtube.com/watch?v=Yb1AvQceEAw

Sebagai organisasi kemasyarakatan, kita bisa mengirimkan proposal ke lembaga-lembaga dalam negeri maupun luar negeri.Proposal yang kita kirim akan diverifikasi dan lembaga kita akan dikunjungi. Go internasional..

Tetaplah setia dengan pilihan dan terus berbuat baik. Tetaplah terus menulis, menulis dan menulis. Semoga tulisan kita menjadi inspirasi orang lain.

Berikutnya adalah Tanya jawab. Berikut ramkungannya.

1. Faktual tidak berkaitan dengan momen, namun lebih ke isi. Sedangkan aktual mengacu ke sesuatu yang sedang dibahas atau dibicarakan. Faktual bisa aktual, sedangkan aktual belum tentu faktual.

2.Faktual tidak berkaitan dengan momen, namun lebih ke isi. Sedangkan aktual mengacu ke sesuatu yang sedang dibahas atau dibicarakan. Faktual bisa aktual, sedangkan aktual belum tentu faktual.

3. Sesuatu yang berdasarkan fakta bisa bersifat kekinian, sedangkan berita kekinian belum tentu itu Subhanallah, super kreatif Bu In. Ketakutan adalah dicap plagiat. Walaupun sudah melampirkan foto dan hasil penelitian. Bagaimana meyakinkan orang bahwa yg saya tulis merupakan hal baru.

4.Untuk meyakinkan orang bahwa tulisan kita bukan hasil dari plagiarisme dengan mencantumkan sumber dari data, pendapat atau gambar yang kita ambil untuk tulisan  Untuk saat ini ada alat berbasis web yang dapat mendeteksi level plagiarisme. Alat ini bisa dipakai sebelum kita meng-upload tulisan kita: Esai yang kita kirimkan jika kita mengikuti lomba, filter pertama pasti plagiarisme checkerUntuk itu kita harus pandai mengolah kata dari ide yang kita ambil. Jika kita hanya copy paste tanpa mencantumkan sumber, tentu dianggap sebagai plagiat

5. Kita bisa menggunakan  model teks apapun sepanjang itu sesuai dengan tujuan tulisan kita, misalkan kita menulis jenis buku motivasi. Untuk meyakinkan pembaca kita bisa menggunakan teks persuasi  atau teks narasi ketika kita memberi cerita untuk memperkuat motivasi kita. Untuk buku teks pelajaran, model teks yang kita gunakan adalah eksplanasi dan deskriptif.Nonfiksi murni ditulis berdasarkan data-data otentik atau berdasarkan penelitian dan mempunyai daya pendukung yang jelas. Nonfiksi kreatif berasal dari sumber otentik namun kemudian dikembangkan oleh penulis. Memoar juga dikategorikan nonfiksi kreatif.

6.Untuk tahapan atau langkah-langkah penulisan sama, baik itu awal, isi dan penutup. Semua pasti dari menentukan tema. Untuk anatomi buku, silakan melihat kembali mater. Anatomi tersebut akan dilihat jika mengikuti uji sertifikasi penulis.Untuk urutan bab, sub bab harus disesuaikan dengan tema. Untuk itu sebelum menulis, kita harus membuat kerangka berdasarkan tema kita

7.Definisi memoar adalah bentuk nonfiksi kreatif  di mana penulis menceritakan pengalaman dari hidupnya dan biasanya berbentuk narasi. Buku memoar biasanya bisa memberi inspirasi pembaca. Laskar Pelangi adalah kisah 10 bocah, dari sudut pandang Andrea Hirata.

8.      8.Ada kutipan yang menarik bahwa Memoar dapat menjadi obat berdamai dengan masa lalu.

Clossing  Statemen

Tiap kesempatan yang diambil adalah sebuah kesempatan untuk menang.

Kesempatan yang kecil seringkali merupakan permulaan kepada usaha yang besar

Semua usaha untuk menjadi besar  dimulai dari yang kecil dahulu.

 

Daun salam segar baunya,

Sedap nian biji selasih,

Selamat malam semuanya,

Cukup sekian terimakasih.

 

Terimakasih kepada narasumber yang memberi banyak ilmu dan moderator yang mengantar kami untuk belajar.  Serta terimakasih kepada Om Jay dan tim yang telah memfasilitasi untuk belajar menulis.

Salam Literasi

Kebumen, 17 Juni 2022

Maryani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cahaya Doa

 Cahaya Doa Ada gelora yang dahsyat Berkecamuk dalam amarah  Memendam segala rasa Dan tumpah dalam kata Engkau yang kini berdiam di hati ...